Gambar kitab kakawin Bharatayudha
Sumber: www. arifyudisejarah2006.wordpress.com
|
Pada masa Kerajaan Kediri seni sastra memang berkembang sangat pesat, hal tersebut terbukti ketika Kerajaan Kediri diperintah oleh Raja Kameswara pada tahun 1182 M, Mpu
Tanakung mengarang kitab Wertasancaya. Kitab ini berisi petunjuk tentang
bagaimana caranya orang dapat membuat syair yang baik, dalam membuat syair
harus diperhatikan syarat-syarat mengenai irama. Penggubahan kakawin lain
dilakukan oleh Mpu Darmaja dengan nama kakawin Smaradhahana, di dalam kitab ini
sang raja di puji-puji sebagai seorang titisan dewa Kama atau Kamajaya.
Pada masa Kerajaan Kediri dipimpin oleh
Kertajaya. Mpu Tanakung juga menulis Kitab Lubdaka, kitab ini menceritakan seorang
pemburu yang bernama Lubdaka karena kesetiaan dan ketaatannya pada Dewa Siwa
maka akhirnya ia dapat masuk surga, kitab ini mengandung pelajaran moral bahwa
tinggi rendahnya martabat seseorang ditentukan oleh tingkah laku perbuatannya.
Kitab
lain juga di tulis oleh Mpu Triguna dengan nama Kitab Kresnayana yang isinya menceritakan
kisah percintaan antara Kresna(raja Dwarawati dan Rukmini), Dewi Rukmini sudah
dipertunangkan dengan Raja Sumiti dari Cedi, akan tetapi Dewi Rukmini tidak
mau. Maka terjadilah pertarungan antara Kresna dan Sumiti yang berakhir dengan
kemenangan Kresna. Setelah peperangan selesai kedua orang yang bercintaan itu
dapat hidup bahagia di negeri Dwarawati. Terdapat kitab lain pada masa Kerajaan
Kediri yaitu Kitab Sumanasantaka karangan Mpu Monaguna, Kitab Bhomakawya dsb.