Gambar Peta Kerajaan Majapahit dan Lokasi
Kekuasaannya
Sumber: www.indonesian-persons.blogspot.com
|
Kerajaan
Majapahit bermula dari sebidang tanah di hutan Tarik yang merupakan tanah
hadiah Raya Jayakatwang (Raja Kerajaan Singasari) atas kesediaan Raden Wijaya
tunduk pada kekuasaannya.
Kerajaan
Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya dengan bantuan Aria Wiraraja, Nambi,
Lembu Sora, Ronggo Lawe, dan Kebo Anabrang pada tahun 1923 M. Raden Wijaya
mendirikan Kerajaan Majapahit setelah berhasil merebut kekuasaan Jayakatwang
dengan bantuan tentara Kubilai Khan dari China. Kubilai Khan datang ke Jawa
untuk membunuh Raja Kertanegara(Raja Singasari), dengan alasan karena telah
memotong telinga utusannya. Hal tersebut dimanfaatkan Raden Wijaya untuk
menyerang Jayakatwang. Kemudian setelah berhasil membunuh Jayakatwang, Raden
Wijaya menyerang pasukan Kubilai Khan
dan mengusir mereka kembali ke kerajaannya.
Raden
Wijaya kemudian mendapat gelar Kertarajasa Jayawardhana, Raden Wijaya
menggunakan gelar Kertarajasa karena ia masih keturunan Ken Arok. Akan tetapi
pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan dari sahabat dekatnya, yaitu
Lembu Sora, Nambi, dan Ronggo Lawe karena mereka tidak puas dengan pemerintahan
Raden Wijaya, namun pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan.
Raden
Wijaya kemudian digantikan oleh putranya Kala Gemet yang kemudian bergelar Sri
Jayanegara. Sri Jayanegara tidak bijaksana sebagai raja dan senang
berfoya-foya. Pada masa pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan, seperti
pemberontakan yang dilakukan oleh Juru Demung pada tahun 1313 M, Wandana dan
Wagal pada tahun 1314 M, Nambi pada tahun 1316 M, Semi pada tahun 1318 M, dan
Kuti pada tahun 1319 M.
Setelah
Jayanegara wafat, tahta kerajaan rencananya akan diserahkan kepada
Gayatri(putri Kertanegara)karena Jayanegara tidak memiliki anak. Namun, karena
Gayatri lebih memilih sebagai Bhiksuni maka tampuk pemerintahan diserahkan
kepada putrinya yang bernama Tribhuwanatunggadewi(istri Kertawerdhana). Menurut
Kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pemerintahan Tribhuwanatunggadewi
mengalami pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331, namun pemberontakan
tersebut berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada.
Peran
Gajah Mada tersebut menjadikan ia dilantik menjadi Mahapatih menggantikan Arya
Tadah, dalam pelantikannya sebagai Mahapatih, Gajah Mada mengucapkan Sumpah
Palapa yaitu sumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Untuk
tujuan tersebut Gajah Mada membangun armada laut yang kuat di bawah
kepemimpinan Laksamana Nala.
Setelah
Tribhuwanatunggadewi turun tahta, Hayam Wuruk menjadi raja di usia 16 tahun,
Hayam Wuruk bergelar Rajasa Negara, dalam pemerintahannya ia dibantu Gajah
Mada. Dan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk Majapahit mencapai puncak
kejayaan.
Namun,
pada tahun 1364 M Gajah Mada wafat setelah mengabdikan diri selama lebih dari
30 tahun, dan kematiannya disusul kematian Hayam Wuruk pada tahun 1389 M.
Sepeninggal Hayam Wuruk Majapahit berangsur-angsur mengalami kemunduran.
Hayam
Wuruk tidak mempunyai putra mahkota dari permaisuri, oleh karenanya putrinya
yang bernama Kusumawardhani dan suaminya Wikramawardhana ditunjuk untuk
menggantikan Hayam Wuruk. Dari selirnya Hayam Wuruk mempunyai putra bernama
Bhre Wirabhumi, ia diberi kekuasaan di daerah Blambangan, ujung timur Pulau
Jawa. Akan tetapi Bhre Wirabhumi tidak setuju dengan pengangkatan
Kusumawardhani sehingga memicu perang saudara yang dikenal dengan Perang
Paregreg pada tahun 1401-1406 M. Dalam perang ini Bhre Wirabhumi terbunuh,
perang tersebut menyebabkan melemahnya Majapahit.