Rabu, 18 Juni 2014

Kerajaan Majapahit



Gambar Peta Kerajaan Majapahit dan Lokasi Kekuasaannya
Sumber: www.indonesian-persons.blogspot.com
       Perhatikan gambar di atas! tahukah kamu dimana letak Kerajaan Majapahit? Kerajaan Majapahit terletak di Pulau jawa. Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan yang bercorak Hindu terbesar dan terakhir. Pusat Kerajaan Majapahit diperkirakan berada di daerah Trowulan sekarang, sekitar 10 km sebelah barat daya kota Mojokerto, Jawa Timur.
Kerajaan Majapahit bermula dari sebidang tanah di hutan Tarik yang merupakan tanah hadiah Raya Jayakatwang (Raja Kerajaan Singasari) atas kesediaan Raden Wijaya tunduk pada kekuasaannya.
Kerajaan Majapahit didirikan oleh Raden Wijaya dengan bantuan Aria Wiraraja, Nambi, Lembu Sora, Ronggo Lawe, dan Kebo Anabrang pada tahun 1923 M. Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit setelah berhasil merebut kekuasaan Jayakatwang dengan bantuan tentara Kubilai Khan dari China. Kubilai Khan datang ke Jawa untuk membunuh Raja Kertanegara(Raja Singasari), dengan alasan karena telah memotong telinga utusannya. Hal tersebut dimanfaatkan Raden Wijaya untuk menyerang Jayakatwang. Kemudian setelah berhasil membunuh Jayakatwang, Raden Wijaya menyerang pasukan Kubilai  Khan dan mengusir mereka kembali ke kerajaannya.
Raden Wijaya kemudian mendapat gelar Kertarajasa Jayawardhana, Raden Wijaya menggunakan gelar Kertarajasa karena ia masih keturunan Ken Arok. Akan tetapi pada masa pemerintahannya terjadi pemberontakan dari sahabat dekatnya, yaitu Lembu Sora, Nambi, dan Ronggo Lawe karena mereka tidak puas dengan pemerintahan Raden Wijaya, namun pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan.
Raden Wijaya kemudian digantikan oleh putranya Kala Gemet yang kemudian bergelar Sri Jayanegara. Sri Jayanegara tidak bijaksana sebagai raja dan senang berfoya-foya. Pada masa pemerintahannya terjadi banyak pemberontakan, seperti pemberontakan yang dilakukan oleh Juru Demung pada tahun 1313 M, Wandana dan Wagal pada tahun 1314 M, Nambi pada tahun 1316 M, Semi pada tahun 1318 M, dan Kuti pada tahun 1319 M.
Setelah Jayanegara wafat, tahta kerajaan rencananya akan diserahkan kepada Gayatri(putri Kertanegara)karena Jayanegara tidak memiliki anak. Namun, karena Gayatri lebih memilih sebagai Bhiksuni maka tampuk pemerintahan diserahkan kepada putrinya yang bernama Tribhuwanatunggadewi(istri Kertawerdhana). Menurut Kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca pemerintahan Tribhuwanatunggadewi mengalami pemberontakan di Sadeng dan Keta pada tahun 1331, namun pemberontakan tersebut berhasil dipadamkan oleh Gajah Mada.
Peran Gajah Mada tersebut menjadikan ia dilantik menjadi Mahapatih menggantikan Arya Tadah, dalam pelantikannya sebagai Mahapatih, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa yaitu sumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit. Untuk tujuan tersebut Gajah Mada membangun armada laut yang kuat di bawah kepemimpinan Laksamana Nala.
Setelah Tribhuwanatunggadewi turun tahta, Hayam Wuruk menjadi raja di usia 16 tahun, Hayam Wuruk bergelar Rajasa Negara, dalam pemerintahannya ia dibantu Gajah Mada. Dan pada masa pemerintahan Hayam Wuruk Majapahit mencapai puncak kejayaan.
Namun, pada tahun 1364 M Gajah Mada wafat setelah mengabdikan diri selama lebih dari 30 tahun, dan kematiannya disusul kematian Hayam Wuruk pada tahun 1389 M. Sepeninggal Hayam Wuruk Majapahit berangsur-angsur mengalami kemunduran.
Hayam Wuruk tidak mempunyai putra mahkota dari permaisuri, oleh karenanya putrinya yang bernama Kusumawardhani dan suaminya Wikramawardhana ditunjuk untuk menggantikan Hayam Wuruk. Dari selirnya Hayam Wuruk mempunyai putra bernama Bhre Wirabhumi, ia diberi kekuasaan di daerah Blambangan, ujung timur Pulau Jawa. Akan tetapi Bhre Wirabhumi tidak setuju dengan pengangkatan Kusumawardhani sehingga memicu perang saudara yang dikenal dengan Perang Paregreg pada tahun 1401-1406 M. Dalam perang ini Bhre Wirabhumi terbunuh, perang tersebut menyebabkan melemahnya Majapahit.